Kamis, 19 Februari 2015

{Review} Touchė ~ Windhy Puspitadewi



Judul : Touche
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jml Halaman : 208
Tahun terbit : 2011
***

Touche adalah sebuah novel remaja yang menyuguhkan cerita yang berbeda dari novel-novel remaja lainnya. Touche sendiri adalah sebutan untuk orang-orang yang memiliki kekuatan khusus yang berhubungan dengan sentuhan. Cerita diawali dengan  Riska, yang dapat merasakan perasaan orang lain yang disentuhnya. Hal itulah yang membuat Riska memakai sarung tangan setiap harinya, sebab merasakan perasaan orang lain itu tidak selalu menyenangkan. Lalu ada Indra, pembaca pikiran; dan Dani, yang menyerap segala informasi dari buku dengan hanya menyentuh buku tersebut.
Ketiga touché ini kebetulan bersekolah di SMA yang sama. Suatu hari Pak Yunus, seorang guru musik baru datang dan mempertemukan mereka bertiga, yang sebelumnya tak mengenal satu sama lain. Pak Yunus, yang ternyata seorang touché juga (dengan kemampuan) membawa kabar buruk, selain informasi mengenai kaum touché, yakni penculikan terhadap kaum touché yang terjadi baru-baru ini. Dan penculik kaum touché ini disinyalir telah berada di Indonesia.
Keempat touché ini berada dalam bahaya. Mampukah mereka melindungi satu sama lain? Dengan Indra yang dingin nan angkuh, Dani yang berpembawaan riang dan cerdas itu, Riska yang sensitif, dan Pak Yunus yang tampaknya memiliki begitu banyak rahasia.
***
Windhy Puspitadewi adalah penulis yang benar-benar tahu cara membangun konflik dan ketegangan tanpa membuatnya terasa berlebihan.

Hal yang sedikit mengganggu dalam buku ini :

1. Saya merasa penulisan adegan di awal cerita –Riska kecil hilang di pasar, lalu ditolong seorang bocah laki-laki – kurang natural. Entahlah, saya merasa tanpa ada kejadian di masa lalu itu, Indra masih tetap bisa berteman dengan Riska.
2. Penokohan. Menurut saya karakter Riska kurang begitu jelas di awal-awal cerita. Saya bingung, cewek seperti apa sih Riska ini? Namun akhirnya saya mendapat jawaban setelah cerita hampir menuju akhir. Lalu, di awal cerita juga, saya sempat kebingungan membedakan Dani dan Indra. Karakter Indra yang super dingin itu tidak nampak di awal cerita.
3. Selain itu fakta, bahwa ketiga touché yang katanya sangat langka dan hanya ada 1 jenisnya di tiap generasi, terasa begitu aneh karena ketiga touché ini bertemu dalam 1 sekolah di Surabaya. Duh, kebetulan yang sangat kebetulan. Meski tidak mengurangi kesenangan membaca sih.
4. Saya terganggu dengan penggunaan bahasa Inggris-Indonesia –nya Pak Yunus. Okelah, dia diceritakan pernah tinggal di luar negeri. Akan lebih nyaman lagi bagi pembaca, apabila penggunaan bahasa Inggris itu tidak dicampur dalam satu kalimat dengan bahasa Indonesia. Kalau memakai bahasa Inggris, sekalian saja satu kalimat memakai bahasa Inggris. Kalau dalam satu kalimat menggunakan bahasa campur-campur, selain mengganggu, malah menimbulkan kesan amatir.
5. Penamaan tokoh. Yunus King ? Huh, sebenarnya tidak masalah juga sih. :P

Hal-hal yang saya suka dari novel ini :

1. Penggunaan gaya bahasa yang seperti ‘novel terjemahan’. Yang dimaksud di sini adalah penggunaan ‘aku-kau’ yang biasa ditemui dalam dialog novel terjemahan. Benar, ini novel lokal. Tapi terlepas dari bau novel terjemahan itu, penggunaan ‘aku-kau’ lebih cocok digunakan di novel fantasi semacam ini. Kesannya macho. #Apaan
2. Penulis punya bahan dan tampaknya melakukan pengkajian informasi untuk digunakan dalam novel ini.
3. Alurnya cepat, lancar, dan enak diikuti.
4. Endingnya seru.

Saya tetap berpikir alasan Indra untuk melindungi orang-orang yang disayanginya meski dengan cara yang kelewat keras tetap bisa diterima. Kalau dipikirkan mendalam, masuk akal saja apabila Indra melindungi Riska dan Dani sebab mereka membuat Indra merasa berarti. Semua orang butuh merasa berarti kan? Meski penolakan keluarga Indra rasanya terlalu berlebihan.


4 bintang untuk Touche !

Tidak ada komentar: