Kamis, 19 Februari 2015

{Review} A Romantic Story about Serena ~ Santhy Agatha




Judul : A Romantic Story About Serena
Penulis : Santhy Agatha
Penerbit : nulisbuku.com
Jumlah halaman : 328
Tahun terbit : 2012
***

            


Saya nggak pernah berpikir untuk menulis review buku semacam ini.
            Serena adalah seorang karyawan di perusahaan yang dimiliki oleh Damian Marcuss. Impiannya sebagai wanita tidak muluk-muluk, ia ingin menikah dengan Rafi, tunangannya dan hidup bahagia bersama seluruh keluarganya. Namun kini Rafi tengah terbaring koma, orangtuanya meninggal, dalam suatu kecelakaan tragis di jalan tol. Kini ia harus hidup seorang diri membiayai dirinya, juga biaya pengobatan Rafi.
            Di sisi lain, Damian, bosnya yang terkenal dingin, hingga ditakuti oleh karyawan-karyawannya, mengincar Serena. Untuk apa? Dijadikan wanita simpanan. Tentu saja Serena menolak, pada mulanya. Namun menjual harga diri menjadi pilihan satu-satunya bagi Serena ketika suatu hari ia membutuhkan uang dalam nominal yang begitu banyak untuk pengobatan Rafi.
            Akhirnya, Serena menjadi wanita simpanan Damian. Lelaki itu menganggapnya wanita pemburu kemewahan, yang rela menjual diri demi memenuhi gaya hidup mewah. Pelacur harus diperlakukan seperti pelacur, mottonya. Namun ketika Damian akhirnya mengetahui jati diri Serena yang sebenarnya, dia tidak bisa mengalihkan hatinya dari wanita itu. Bertepatan dengan itu, Rafi akhirnya sadar dari tidur panjangnya. Serena dihadangkan pada dua pilihan : Rafi, tunangannya yang selama ini ia perjuangkan, atau Damian yang kini tengah memiliki tempat di hatinya?
***

Hal-hal yang mengganggu saya dalam novel ini (selain typo) :

1. Penokohan.
 Karakter Serena kurang kuat, sebagai karakter utama seharusnya penulis menggambarkan Serena luar-dalam dengan sedetil-detilnya. Di dalam novel ini hanya dijelaskan sekilas bahwa Serena adalah gadis mungil berambut pendek. Apa warna mata Serena, warna kulit, bentuk tubuh, selera berpakaian, hingga film kesukaan tidak dijelaskan sama sekali di sini. Pokoknya Serena itu cantik tapi miskin, titik. Lalu apa jabatan Serena di perusahaan Damian, apa iya Serena nggak punya hobi? Selain kurangnya penggambaran tokoh Serena, Serena ini terkesan plin-plan.
Lalu ada tokoh-tokoh yang dihadirkan sekilas dalam buku. Saya kira tokoh-tokoh itu akan berperan besar dalam cerita (seperti Shanon dan laki-laki-yang-hendak-membawa-serena-yang-pingsan-itu-pulang), ternyata di halaman-halaman selanjutnya cerita mengalir begitu saja tanpa kehadiran mereka.
Damian. Saya kira penulis hendak menjabarkan penyakit mental apa yang diidap oleh Damian hingga ia bertingkah seposesif itu terhadap Serena. Di awal cerita Damian ini mengerikan sekali, untuk ukuran saya, sebab dia terobsesi untuk melakukan ‘itu’ setiap hari. Maniak kali ya. Hingga saat Serena baru sembuh dari demam yang sangat-sangat parah, Damian ini tega-teganya begituan sama Serena. Duh.
Vanessa dan Fredy. Saya sempat mengira kedua tokoh ini akan jadian. Wkwk.
2.  Yang aneh adalah, kenapa Serena bisa mendapat uang senilai 340 juta secara cepat ketika memutuskan untuk pergi dari Damian? Kalau bisa dapat pinjaman, kenapa dari awal tidak mencari pinjaman saja, daripada menjual diri pada Damian?
            Lalu, kesembuhan Rafi terasa begitu cepat. Diceritakan ia sudah bisa berjalan setelah beberapa kali terapi. Apa memang bisa secepat itu? Bukankah dahulunya ia koma selama 2 tahun?

            Hal-hal yang saya suka :

1. Penulis berhasil menciptakan chemistry antara Serena dan Damian.
2. Memang penulis tidak berhasil menggambarkan karakter Serena, tapi penulis berhasil menciptakan karakter Damian : laki-laki posesif, dingin, yang kadang-kadang bisa jadi gentleman. Adegan favorit saya adalah ketika Damian mencari Serena ke tiap-tiap rumah sakit, ketika Serena sendiri mematikan ponselnya agar ia bisa menunggui operasi Rafi hingga operasi itu selesai.
3. Meskipun ceritanya klise dan mudah ditebak, kisah Serena-Damian ini meninggalkan kesan manis setelah tuntas membaca.
***

Catatan untuk pembaca :

            Saya berkeyakinan kuat, bahwa seorang feminis pasti akan sangat tidak setuju dengan keputusan-keputusan yang Serena ambil. Serena memutuskan untuk menjual dirinya? Oke, itu keputusan pribadi Serena. Tapi kadang-kadang Serena tampak tak memiliki kontrol atas dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya dikuasai sepenuhnya oleh Damian, meski ia tersiksa. Yang jelas, karakter Serena atau Damian ini tidak untuk ditiru.


            2,5 bintang untuk Damian yang posesif!

Tidak ada komentar: