Senin, 02 Februari 2015

{Review} Corat-coret di Toilet ~ Eka Kurniawan


Gambar dari sini


Judul : Corat-coret di Toilet
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2014
Jumlah halaman : 125 halaman
***
          Corat-coret di Toilet merupakan kumpulan cerpen karya penulis dari Lelaki Harimau dan Cantik itu Luka, Eka Kurniawan. Buku ini berisi 12 cerpen, diantara 12 cerpen itu ada satu cerpen yang berbau toilet (:p).
          Buku ini memuat cerpen dengan judul-judul berikut :

1. Peter Pan ~ Bukan tentang Peter Pan, bocah kanak-kanak yang menolak tumbuh dewasa itu, temannya Wendy itu… Bukan. Peter Pan ini adalah seorang pejuang revolusi yang beraksi lewat kata-katanya. Sayang berjuta sayang, meski Peter Pan mengorbankan hidupnya demi revolusi itu, kisahnya sendiri berakhir tragis.

2.   Dongeng Sebelum Bercinta ~ “Tapi kita tak akan bercinta sebelum dongengku selesai”(hal.13)

Cerpen ini menggelitik perut saya hahaha. Saya sempat bertanya-tanya kenapa Alamanda menolak bercinta dengan suaminya –dengan jalan membacakan dongeng yang tak kunjung usai? Saya sempat membuat kesimpulan perbuatan itu ia lakukan sebab ia tak mencintai suaminya. Ternyata eh ternyata… Endingnya bagus, tapi saya merasa seharusnya cerpen ini bisa lebih panjanggg. Saya suka karakter Alamanda.

3.   Corat-coret di Toilet         ~ berkisah tentang dinding toilet beserta suara-suara jujur yang tertoreh di sana.

4.   Teman Kencan ~ Ada beberapa kisah tragis/melas laki-laki di kumcer ini. Salah satunya ada di Teman Kencan ini.

“Copot topengmu”, katanya.
Aku balas tertawa dan mengembalikan topeng di tempatnya.
“Kubilang copot topengmu”, ia mengulangi.
“Sudah!”, aku bingung.
Tawanya yang manis kudengar lagi. “Maaf, aku lupa wajahmu sejelek topeng” (hal.36)
5.   Rayuan Dusta untuk Marietje ~ Cerita tanpa konflik (?) tentang tentara Belanda pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, nah tentara ini merindukan pacarnya, Marietje yang ada di Belanda sana.

“…,terutama untuk Marietje tersayang yang sudah tak berjerawat dan sedikit agak pintar” (hal.47)

6.   Hikayat Si Orang Gila ~ kisah ini adalah satu dari beberapa kisah dalam Corat-coret di Toilet yang terkadang menelusup masuk ke pikiran ketika saya sibuk, membuat saya berpikir kembali tentang nasibnya. Masalahnya adalah kisah si orang gila ini begitu realistis. Saya tak pernah menyadari sebelumnya, bahwa menjalani peran orang gila ini lebih ‘pedih’ daripada menjalani peran seorang penjahat atau pelacur. Orang gila seperti penonton untuk kehidupan-kehidupan di sekitarnya, padahal ia berada dalam panggung yang sama. Kehadirannya begitu tersisih dan baginya kesempatan adalah satu hal yang sangat mahal…

7.   Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam ~ Cukup banyak loh, cerita tentang perempuan di sini, selain kisah Alamanda tadi. Ada scene yang agak mirip juga berkaitan dengan penolakan dan laki-laki. :p .

8.   Siapa Kirim Aku Bunga? ~ Bisa dikatakan, cerpen ini yang paling sulit untuk saya pahami. Oh mungkin karena otak saya yang masih kecil :V

9.   Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti ~ Pilu, pedih, perih. Pesan yang dibawa cerpen ini menurut saya adalah, bahwasanya tiap orang punya alasan-alasan tersendiri akan tiap perbuatannya. Dan kadang, orang-orang bisa menjadi begitu egois dan tidak peduli. Cerpen ini salah satu yang paling saya ingat.

10.Kisah dari Seorang Kawan ~ Persaingan antara pedagang ‘kecil’ dan besar di pasar. Ketamakan. Beras. Mahasiswa. Oh kumcer ini sangat berbau apa ya? 1998? Im not good in history lesson.

11.Dewi Amor ~ Tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. Melasnya lelaki.

12.Kandang Babi ~ Entah bagaimana cerpen ini mengingatkan saya pada video lagu End of Me nya A Day To Remember. Kesan yang saya dapat adalah melakukan hal-hal yang sama, terbuai pada kebiasaan buruk, mengingatkan saya tentang betapa sulitnya untuk berhenti melakukan pola hidup / kebiasaan buruk.

***
Kesimpulan :
Saya mencium bau pemberontakan, protes sosial, realita yang tragis dalam Peter Pan, Corat-coret di Toilet, Siapa Kirim Aku Bunga, Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti,  Kisah dari Seorang Kawan, Hikayat Si Orang Gila, dan Kandang Babi.
Saya mencium kegetiran. Mengapa begitu banyak (banyak itu lebih dari satu :p) tokoh lelaki yang diberi peran begitu melas ? Apalagi dalam Teman Kencan atau Dewi Amor, nasib melas diinjak-injak perempuan itu seperti dialami oleh lelaki jelek. Yah, kebanyakan wanita memang seperti itu, apalagi di zamannya Ganteng-ganteng Sering Gila ini. Melasnya laki-laki itu ‘dibalas’ dengan memelaskan perempuan. Seperti Alamanda yang pernah ditolak dalam Dongeng Sebelum Bercinta dan Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam. Bau sindiran juga dibalaskan lelaki pada sosok Marietje dalam Rayuan Dusta untuk Marietje.
Sebenarnya dari bau-bau karya dari seorang penulis, kita sebagai pembaca bisa mengetahui isu atau topik apa yang penting dan menarik minat penulis. Sehingga secara tak langsung pembaca bisa mempelajari pemikiran serta argumen penulis dalam karya-karyanya. Nah, kumcer ini buku kedua dari Eka Kurniawan yang saya baca. Dan membaca buku-buku beliau merupakan satu pengalaman berharga.

4 bintang untuk toilet dan kandang babi yang bau!
                                                    ***


Melas adalah Bahasa Jawa yang berarti membuat kasihan, membuat orang lain iba, saya tidak menemukan padanan kata yang cocok dalam Bahasa Indonesia. Rasanya kurang bombastis, kurang seru.

Tidak ada komentar: