Rabu, 24 Desember 2014

{Review} Refrain : Saat Cinta Selalu Pulang ~ Winna Efendi


Judul : Refrain
Penulis : Winna Efendi
Diterbitkan oleh : Gagas Media
Tahun terbit : 2009
Jumlah halaman : 318 lembar

***
“Gak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini,Kak. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.”  “  Acha
***
Nata dan Niki telah bersahabat sejak kecil. Persahabatan kedua mahluk berbeda jenis kelamin ini terus berlanjut hingga mereka menginjak bangku SMU. Niki kini mengikuti ekstrakurikuler cheerleader, ia mulai suka dandan, ia juga mulai mencari pacar. Perubahan Niki itu membuat Nata gerah. Gerah, karena ia teman-teman cowoknya sesekali membicarakan sahabatnya, bahkan salah satu diantaranya naksir sahabatnya itu.
Lalu muncul Annalise, anak model yang sudah terkenal di seluruh dunia, Vidia Rossa, yang suatu hari pindah ke SMU Niki dan Nata. Semua orang mengira Annalise sebagai tipe koleris (yah) yang suka menjadi pusat perhatian, namun siapa kira, meski keluarganya menjadi sorotan publik, Annalise lebih suka menghabiskan waktunya dengan kamera dan buku. Dia begitu pendiam sehingga orang-orang di sekolah menganggapnya sosok yang sombong.
Mereka bertiga akhirnya bersahabat, Annalise tersentuh dengan persahabatan tulus yang ditawarkan oleh Niki yang polos dan ceria, juga Nata yang meskipun tampak cuek, sebenarnya begitu perhatian dengan orang-orang sekitarnya.
Persahabatan mereka beberapa kali diuji. Terkadang dalam persahabatan antara cowok dan cewek timbul rasa suka yang tak bisa dicegah keberadaannya, namun pada akhirnya mereka harus memilih untuk mempertahankan persahabatan mereka, atau perasaan suka yang akhirnya akan menghancurkan persahabatan itu.
***
                Refrain adalah novel remaja karya Winna Efendi yang pertama kubaca. Jujur, saya nggak mengharapkan apa-apa saat membacanya, karena sudah sering dikecewakan oleh novel-novel bergenre teenlit yang isinya acak-acakan (ups) dan lebai (ups lagi). Saya nggak menyangka akan menikmati seluruh bagian dari novel ini. Yang paling aku suka adalah gaya mbak Winna Efendi mendeskripsikan suasana, tempat, maupun perasaan tokoh. Detil, namun tidak lebai, justru terasa elegan. Juga bagaimana obrolan antara tokoh-tokohnya yang mengalir dengan natural. Penulis mampu menggambarkan tokoh-tokohnya dengan baik.
                Saya suka Annalise. Sebab dia mencintai fotografi. Just like me.
"Aku suka konsep fotografi—seakan-akan momen yang ditangkap lensa akan tetap di sana untuk selamanya."
Dan, mereka memang tetap ada, bahkan saat dunia berputar dan berubah, kenangan yang tercetak pada lembaran foto itu tidak pernah berubah. Photographs last for a lifetime.
"Papa selalu bilang, manusia akan menua, tempat bisa berubah, kita bisa melupakan. Karena itulah kamera digunakan, untuk merekam hal-hal yang tidak dapat diingat manusia dengan sempurna."
Ia mengangkat kamera, menahannya tepat di depan wajah Nata. Nata bergeming, tidak tersenyum dan tidak memintanya untuk berhenti, hingga Annalise menekan tombol shutter.
Klik.’’
                Saya juga tertarik dengan baris ini. Sungguh, saya perlu penjelasan lebih. Mengapa?
                Mengapa sangat mudah bagi seseorang untuk mengorbankan cinta demi cita-cita? Annalise ingin tahu. Dhanny menatapnya tenang, dan saat itu juga Annalise mengetahui jawabannya. Karena cinta tidak ingin bertahan dalam hati dua orang yang tidak menginginkan hal yang sama. Karena jika salah satunya tidak memiliki ruang yang cukup untuk cinta, maka cinta itu akan beranjak pergi.
                     Saya suka pernyataan Nata ini. Gue banget haha.
             “Nata tertawa. "Gue bukannya sinis, tapi prinsipil. Gue nggak suka orang yang suka pura-pura, dan gue terbiasa ngomong apa adanya ke semua orang. Kadang, itu disalahartikan sebagai sarkastis."
                    
                Kekurangan dari Refrain ialah, menurut saya tokoh-tokoh di dalamnya terlalu normal. Niki terlalu innocent buat saya. Nata terlalu lurus. Annalise terlalu baik. Hahaha, lupakan bahwa Anda pernah membaca paragraf ini.

                Yang terakhir, novel ini cocok bagi Anda yang ingin membaca sesuatu yang tidak begitu berat, namun manis dan memikat. Dan…ya. Sudah bisa dipastikan saya akan membaca novel-novel karya Winna Efendi yang lainnya.

Tidak ada komentar: