Judul
: Touche
Penulis
: Windhy Puspitadewi
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Jml Halaman : 208
Tahun terbit : 2011
***
Touche adalah sebuah novel
remaja yang menyuguhkan cerita yang berbeda dari novel-novel remaja lainnya. Touche
sendiri adalah sebutan untuk orang-orang yang memiliki kekuatan khusus yang
berhubungan dengan sentuhan. Cerita diawali dengan Riska, yang dapat merasakan perasaan orang
lain yang disentuhnya. Hal itulah yang membuat Riska memakai sarung tangan
setiap harinya, sebab merasakan perasaan orang lain itu tidak selalu
menyenangkan. Lalu ada Indra, pembaca pikiran; dan Dani, yang menyerap segala
informasi dari buku dengan hanya menyentuh buku tersebut.
Ketiga touché ini kebetulan
bersekolah di SMA yang sama. Suatu hari Pak Yunus, seorang guru musik baru
datang dan mempertemukan mereka bertiga, yang sebelumnya tak mengenal satu sama
lain. Pak Yunus, yang ternyata seorang touché juga (dengan kemampuan) membawa
kabar buruk, selain informasi mengenai kaum touché, yakni penculikan terhadap
kaum touché yang terjadi baru-baru ini. Dan penculik kaum touché ini disinyalir
telah berada di Indonesia.
Keempat touché ini berada
dalam bahaya. Mampukah mereka melindungi satu sama lain? Dengan Indra yang
dingin nan angkuh, Dani yang berpembawaan riang dan cerdas itu, Riska yang sensitif, dan
Pak Yunus yang tampaknya memiliki begitu banyak rahasia.
***
Windhy Puspitadewi adalah penulis
yang benar-benar tahu cara membangun konflik dan ketegangan tanpa membuatnya
terasa berlebihan.
Hal yang sedikit mengganggu
dalam buku ini :
1. Saya merasa penulisan adegan
di awal cerita –Riska kecil hilang di pasar, lalu ditolong seorang bocah laki-laki
– kurang natural. Entahlah, saya merasa tanpa ada kejadian di masa lalu itu,
Indra masih tetap bisa berteman dengan Riska.
2. Penokohan. Menurut saya
karakter Riska kurang begitu jelas di awal-awal cerita. Saya bingung, cewek
seperti apa sih Riska ini? Namun akhirnya saya mendapat jawaban setelah cerita
hampir menuju akhir. Lalu, di awal cerita juga, saya sempat kebingungan
membedakan Dani dan Indra. Karakter Indra yang super dingin itu tidak nampak di
awal cerita.
3. Selain itu fakta, bahwa
ketiga touché yang katanya sangat langka dan hanya ada 1 jenisnya di tiap
generasi, terasa begitu aneh karena ketiga touché ini bertemu dalam 1 sekolah
di Surabaya. Duh, kebetulan yang sangat kebetulan. Meski tidak mengurangi
kesenangan membaca sih.
4. Saya terganggu dengan
penggunaan bahasa Inggris-Indonesia –nya Pak Yunus. Okelah, dia diceritakan
pernah tinggal di luar negeri. Akan lebih nyaman lagi bagi pembaca, apabila
penggunaan bahasa Inggris itu tidak dicampur dalam satu kalimat dengan bahasa
Indonesia. Kalau memakai bahasa Inggris, sekalian saja satu kalimat memakai
bahasa Inggris. Kalau dalam satu kalimat menggunakan bahasa campur-campur,
selain mengganggu, malah menimbulkan kesan amatir.
5. Penamaan tokoh. Yunus King
? Huh, sebenarnya tidak masalah juga sih. :P
Hal-hal yang saya suka dari
novel ini :
1. Penggunaan gaya bahasa
yang seperti ‘novel terjemahan’. Yang dimaksud di sini adalah penggunaan
‘aku-kau’ yang biasa ditemui dalam dialog novel terjemahan. Benar, ini novel
lokal. Tapi terlepas dari bau novel terjemahan itu, penggunaan ‘aku-kau’ lebih
cocok digunakan di novel fantasi semacam ini. Kesannya macho. #Apaan
2. Penulis punya bahan dan
tampaknya melakukan pengkajian informasi untuk digunakan dalam novel ini.
3. Alurnya cepat, lancar, dan
enak diikuti.
4. Endingnya seru.
Saya tetap berpikir alasan
Indra untuk melindungi orang-orang yang disayanginya meski dengan cara yang
kelewat keras tetap bisa diterima. Kalau dipikirkan mendalam, masuk akal saja
apabila Indra melindungi Riska dan Dani sebab mereka membuat Indra merasa
berarti. Semua orang butuh merasa berarti kan? Meski penolakan keluarga Indra
rasanya terlalu berlebihan.
4 bintang untuk Touche !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar