Judul : A Romantic Story About Serena
Penulis : Santhy Agatha
Penerbit : nulisbuku.com
Jumlah halaman : 328
Tahun terbit : 2012
***
Saya nggak pernah berpikir untuk menulis review buku semacam
ini.
Serena adalah seorang karyawan di perusahaan yang
dimiliki oleh Damian Marcuss. Impiannya sebagai wanita tidak muluk-muluk, ia
ingin menikah dengan Rafi, tunangannya dan hidup bahagia bersama seluruh
keluarganya. Namun kini Rafi tengah terbaring koma, orangtuanya meninggal,
dalam suatu kecelakaan tragis di jalan tol. Kini ia harus hidup seorang diri
membiayai dirinya, juga biaya pengobatan Rafi.
Di sisi lain, Damian, bosnya yang terkenal dingin, hingga
ditakuti oleh karyawan-karyawannya, mengincar Serena. Untuk apa? Dijadikan
wanita simpanan. Tentu saja Serena menolak, pada mulanya. Namun menjual harga
diri menjadi pilihan satu-satunya bagi Serena ketika suatu hari ia membutuhkan
uang dalam nominal yang begitu banyak untuk pengobatan Rafi.
Akhirnya, Serena menjadi wanita simpanan Damian. Lelaki
itu menganggapnya wanita pemburu kemewahan, yang rela menjual diri demi
memenuhi gaya hidup mewah. Pelacur harus diperlakukan seperti pelacur,
mottonya. Namun ketika Damian akhirnya mengetahui jati diri Serena yang
sebenarnya, dia tidak bisa mengalihkan hatinya dari wanita itu. Bertepatan
dengan itu, Rafi akhirnya sadar dari tidur panjangnya. Serena dihadangkan pada
dua pilihan : Rafi, tunangannya yang selama ini ia perjuangkan, atau Damian
yang kini tengah memiliki tempat di hatinya?
***
Hal-hal yang mengganggu saya
dalam novel ini (selain typo) :
1. Penokohan.
Karakter Serena kurang kuat, sebagai karakter
utama seharusnya penulis menggambarkan Serena luar-dalam dengan
sedetil-detilnya. Di dalam novel ini hanya dijelaskan sekilas bahwa Serena
adalah gadis mungil berambut pendek. Apa warna mata Serena, warna kulit, bentuk
tubuh, selera berpakaian, hingga film kesukaan tidak dijelaskan sama sekali di
sini. Pokoknya Serena itu cantik tapi miskin, titik. Lalu apa jabatan Serena di
perusahaan Damian, apa iya Serena nggak punya hobi? Selain kurangnya
penggambaran tokoh Serena, Serena ini terkesan plin-plan.
Lalu ada tokoh-tokoh yang
dihadirkan sekilas dalam buku. Saya kira tokoh-tokoh itu akan berperan besar
dalam cerita (seperti Shanon dan
laki-laki-yang-hendak-membawa-serena-yang-pingsan-itu-pulang), ternyata di
halaman-halaman selanjutnya cerita mengalir begitu saja tanpa kehadiran mereka.
Damian. Saya kira penulis
hendak menjabarkan penyakit mental apa yang diidap oleh Damian hingga ia
bertingkah seposesif itu terhadap Serena. Di awal cerita Damian ini mengerikan
sekali, untuk ukuran saya, sebab dia terobsesi untuk melakukan ‘itu’ setiap
hari. Maniak kali ya. Hingga saat Serena baru sembuh dari demam yang sangat-sangat
parah, Damian ini tega-teganya begituan sama Serena. Duh.
Vanessa dan Fredy. Saya
sempat mengira kedua tokoh ini akan jadian. Wkwk.
2.
Yang aneh adalah, kenapa Serena bisa
mendapat uang senilai 340 juta secara cepat ketika memutuskan untuk pergi dari
Damian? Kalau bisa dapat pinjaman, kenapa dari awal tidak mencari pinjaman
saja, daripada menjual diri pada Damian?
Lalu, kesembuhan Rafi terasa begitu
cepat. Diceritakan ia sudah bisa berjalan setelah beberapa kali terapi. Apa
memang bisa secepat itu? Bukankah dahulunya ia koma selama 2 tahun?
Hal-hal yang saya suka :
1.
Penulis berhasil menciptakan chemistry
antara Serena dan Damian.
2.
Memang penulis tidak berhasil menggambarkan karakter Serena, tapi penulis
berhasil menciptakan karakter Damian : laki-laki posesif, dingin, yang kadang-kadang
bisa jadi gentleman. Adegan favorit saya adalah ketika Damian mencari Serena ke
tiap-tiap rumah sakit, ketika Serena sendiri mematikan ponselnya agar ia bisa
menunggui operasi Rafi hingga operasi itu selesai.
3.
Meskipun ceritanya klise dan mudah ditebak, kisah Serena-Damian ini meninggalkan
kesan manis setelah tuntas membaca.
***
Catatan
untuk pembaca :
Saya berkeyakinan kuat, bahwa
seorang feminis pasti akan sangat tidak setuju dengan keputusan-keputusan yang
Serena ambil. Serena memutuskan untuk menjual dirinya? Oke, itu keputusan
pribadi Serena. Tapi kadang-kadang Serena tampak tak memiliki kontrol atas
dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya dikuasai sepenuhnya oleh Damian, meski
ia tersiksa. Yang jelas, karakter Serena atau Damian ini tidak untuk ditiru.
2,5 bintang untuk Damian yang
posesif!