Gambar dari Goodreads. |
Judul : A Walk To
Remember (Kan Kukenang Selalu)
Penulis : Nicholas
Sparkas
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tahun terbit : 2002
Jumlah hal. : 256 halaman
***
Pada tahun 1958, Beaufort di
North Carolina, hidup remaja 17 tahun bernama Landon Carter yang badung. Ia
beruntung dilahirkan dalam keluarga yang kaya. Meski orang-orang dalam silsilah
keluarganya tidak memiliki reputasi yang baik. Apalagi kakeknya itu, yang
selalu disinggung dalam khotbah gereja Hegbert Sullivan, pendeta di Beaufort.
Ngomong-ngomong Landon lebih suka memanggil orang itu Hegbert, yang merupakan
salah satu sasaran favorit kejahilannya semasa kecil. Gara-gara kakeknya dan
kebadungannya (makan kacang di pemakaman bersama teman-temannya sambil
mengobrolkan hal-hal aneh yang hanya dibicarakan anak laki-laki), reputasi
Landon begitu buruk di mata Hegbert.
Awalnya itu bukan masalah.
Penilaian Hegbert mengenai dirinya benar-benar tidak penting bagi Landon hingga
akhirnya Landon jatuh cinta pada putri semata wayang Hegbert, Jamie Sullivan.
Jamie Sullivan, yang disukai
orang-orang dewasa karena kesopanan dan kebaikan hatinya namun terlalu aneh
bagi anak-anak di sekolahnya, entah dengan caranya sendiri membuat Landon mau
mengikuti pementasan drama untuk natal. Jamie mampu membuat Landon yang badung
itu ikut berpartisipasi dalam pengumpulan dana untuk anak-anak panti asuhan di
kota mereka. Jamie membuat Landon mau berhadapan dengan Hegbert dengan penuh
tata karma kali ini. Jamie membuat Landon berpikir ulang mengenai hidup dan
tingkah lakunya selama ini. Singkatnya Jamie membuat Landon semakin dewasa.
Namun di saat Landon
benar-benar mencintai Jamie, bagaimanakah perasaan Jamie terhadap Landon?
Akankah cerita mereka direstui Hegbert? Akankah mereka berakhir bahagia?
***
Ini adalah novel karangan
Nicholas Sparks yang pertama kali saya baca. Sebetulnya saya agak terlambat
mendapatkannya. Pertama kali tahu novel ini dari penggalan-penggalan ceritanya
yang tersisip di buku Bahasa Indonesia SMP kelas 7. Saat itu saya masih berumur
11 tahun, yang memungkinkan saya jatuh cinta dengan dialog-dialognya, toh saya
masih terbayang-bayang hingga ‘dewasa’
:p.
A Walk to Remember adalah novel
remaja yang bagus untuk dinikmati sebab karakter-karakternya bisa dijadikan
panutan layaknya Jamie. Jamie adalah gadis yang percaya diri tanpa polesan make up dan semprotan parfum,
penampilannya sederhana. Ia tidak merasa perlu meladeni pendapat orang-orang
tentang dirinya dan menghadapi segala sesuatu dengan caranya yang polos nan
ajaib. Bahkan saya terkagum-kagum dengan sosoknya, padahal biasanya saya tidak
suka karakter yang sangat sempurna. Namun kesempurnaan Jamie ini sebenarnya
tampak dari luar saja, dalam beberapa dialognya dengan Landon, pembaca bisa
mengetahui bahwa Jamie juga punya ketakutan, rasa sakit, bahkan terkadang Jamie
ditampilkan sebagai wanita yang cerdik meski tetap polos dan anggun. Pembawaannya
yang polos dan ceria itu sungguh seperti malaikat. Apalagi Jamie digambarkan
sebagai gadis yang cukup religius.
Selain Jamie, saya juga suka
tokoh Hegbert alias ayah Jamie. Di balik sikapnya pada Landon yang sedikit
menyebalkan, bisa dibilang Hegbert ini adalah tokoh ayah idaman. Tidak
sempurna, tapi penuh kasih sayang dan perlindungan. ^^
Perubahan sikap Landon pun
terasa natural. Segalanya dibawakan dengan baik oleh penulis. Alurnya tidak
bertele-tele, saya kesulitan mencari kekurangan dalam novel ini, selain ending-nya mungkin yang menurut saya
bisa dieksekusi dengan lebih baik lagi. Karena seperti dalam prolog Landon,
saya pun tersenyum saat mengawali membaca kisahnya, namun saya gagal menangis
di akhir cerita. Dan saya tahu kenapa. Mungkin karena saya sudah 17 tahun dan
kebal terhadap segala sesuatu yang mengharu biru.
3,5 bintang untuk Jamie
Sullivan!